Mu88bz.com – (6 November 2025) — Awal musim NBA 2025-2026 berjalan tidak sesuai skenario bagi bintang rookie, Cooper Flagg. Pemain pilihan teratas tahun ini tersebut harus menghadapi realitas pahit di liga profesional. Setelah delapan pertandingan, Dallas Mavericks menelan kekalahan keenam mereka dan kini terpuruk di dasar klasemen Wilayah Barat dengan rekor 2-6. Kekalahan 99-101 dari New Orleans Pelicans pada Rabu malam menjadi kekalahan ketiga beruntun mereka.
Situasi ini adalah medan yang sama sekali baru bagi Flagg. Ia adalah seorang pemenang fenomenal yang sangat jarang merasakan kekalahan sepanjang karier amatirnya. Transisi dari dominasi total di level SMA dan universitas ke perjuangan di papan bawah NBA terbukti menjadi tantangan mental yang berat. Namun, di tengah keterpurukan tim, Flagg secara pribadi menunjukkan tanda-tanda mengapa ia dianggap sebagai talenta generasi baru.
Sebuah Realitas Baru: Frustrasi Sang Rookie
Bagi seorang pemain yang hampir tidak pernah kalah, enam kekalahan dalam dua minggu pertama musim reguler adalah pil pahit. Cooper Flagg secara terbuka mengakui betapa berbedanya situasi yang ia hadapi saat ini.
“Bagi saya, ini kekalahan terbanyak yang pernah saya alami, mungkin hingga saat ini,” kata Flagg usai pertandingan melawan Pelicans. “Situasinya benar-benar berbeda. Anda harus beradaptasi dengan bermain lebih banyak pertandingan dan membiasakan diri,” lanjutnya.
Untuk menempatkan ini dalam konteks: karier SMA Flagg di Montverde Academy berakhir dengan rekor dominan 77-4. Selanjutnya, saat memimpin Duke di NCAA musim lalu, ia mencatatkan rekor 35-4. Jika digabungkan, Flagg hanya kalah delapan kali dalam total 120 pertandingan di level amatir. Kini, bersama Mavericks, ia telah menderita enam kekalahan hanya dalam delapan pertandingan profesional pertamanya.
Meskipun frustrasi secara pribadi, Flagg menegaskan bahwa suasana di ruang ganti tetap berusaha profesional. “Tapi saya tidak akan bilang ada yang senang. Para pemain jelas berusaha untuk tetap tenang dan tahu bahwa kami masih punya banyak pertandingan lagi dan ini masih sangat awal,” tambahnya.
Rincian Tiga Kekalahan Beruntun
Kekalahan terakhir dari Pelicans terasa sangat menyakitkan. Duel ini adalah pertarungan antara dua tim papan bawah Wilayah Barat. Kemenangan ini justru mengangkat Pelicans dari dasar klasemen, sementara mengirim Mavericks ke posisi terbawah. Pertandingan di American Airlines Center berlangsung ketat. Mavericks bahkan hanya berjarak satu poin (99-100) dalam 11 detik terakhir. Namun, Pelicans berhasil menambah satu poin krusial melalui tembakan gratis (1 dari 2) oleh Derik Queen, dan Mavericks gagal memanfaatkan peluang terakhir mereka.
Kekalahan ini melengkapi tiga rentetan hasil buruk. Sebelum tumbang dari Pelicans, Mavericks sudah lebih dulu menderita kekalahan memalukan di kandang dari Houston Rockets dengan skor 102-110 pada Selasa (4/11). Rentetan ini dimulai pada 2 November, ketika mereka takluk di tangan Detroit Pistons dengan skor 110-122. Kehilangan poin melawan tim-tim yang juga diprediksi berada di papan bawah ini membuat awal musim Mavericks semakin mengkhawatirkan.
Performa Individu Cooper Flagg Tetap Bersinar
Di tengah keterpurukan tim, Cooper Flagg secara individu terus menunjukkan potensinya. Dengan absennya bintang utama tim, Anthony Davis, yang masih menepi karena cedera, beban di pundak sang rookie menjadi jauh lebih berat.
Melawan Pelicans, Flagg tampil solid di semua lini. Ia nyaris mencatatkan dobel-dobel dengan 20 poin dan 9 rebound. Tidak hanya itu, ia juga berkontribusi dalam bertahan dengan 3 steal dan 2 blok, serta menambahkan 2 asis. Ia mencatatkan efisiensi tembakan 8 dari 19 percobaan. Statistik ini menunjukkan bahwa Flagg mulai beradaptasi dengan perannya di lapangan, di mana pelatih kini tidak lagi menempatkannya sebagai garda utama.
Secara keseluruhan musim ini, rata-rata statistiknya sangat menjanjikan untuk seorang rookie. Dalam delapan pertandingan, Flagg mencatatkan 14,4 poin, 6,6 rebound, dan 2,8 asis per gim.
Masalah Tim yang Lebih Dalam
Kekalahan Mavericks tentu bukan hanya salah Cooper Flagg. Masalah tim ini jauh lebih dalam, terutama dengan absennya Davis yang menjadi jangkar pertahanan dan serangan. Tanpa Davis, Mavericks terlihat kesulitan menemukan identitas permainan.
Meskipun beberapa pemain lain menunjukkan kontribusi, hal itu belum cukup untuk meraih kemenangan. Melawan Pelicans, PJ Washington bermain baik dengan dobel-dobel 15 poin dan 11 rebound. Center Daniel Gafford juga tampil efisien dengan 15 poin dan 8 rebound. Selain itu, Max Christie menyumbang 12 poin, sementara dari bangku cadangan, Brandon Williams dan Klay Thompson masing-masing menambahkan 10 dan 11 poin. Namun, efisiensi serangan tim secara keseluruhan dan pertahanan di momen-momen krusial masih menjadi pekerjaan rumah terbesar bagi pelatih kepala.
Tekad Sang Bintang Muda untuk Berubah
Meski baru berusia 18 tahun, Cooper Flagg menunjukkan mentalitas seorang pemimpin. Ia menolak untuk pasrah pada keadaan dan secara terbuka menyuarakan tekadnya untuk membalikkan tren negatif ini secepat mungkin.
“Saya bicara secara pribadi. Saya tahu terus menerus kalah itu tidak menyenangkan. Jadi saya ingin membuat perubahan dan semoga bisa mulai melangkah ke arah yang lebih baik,” kata pemain muda tersebut.
Tekad ini akan segera diuji. Mavericks kini memegang rekor 2-6. Ini adalah rekor terburuk mereka dalam delapan pertandingan awal musim sejak musim 2018-2019. Pada musim itu, mereka mengakhiri tahun dengan rekor buruk 33-49. Manajemen dan penggemar tentu berharap sejarah tidak terulang, terutama setelah mereka menginvestasikan pilihan teratas pada Cooper Flagg untuk membawa era baru bagi waralaba ini.
